CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

12/30/2009

FENOMENA KITA

Banyaknya permasalah yang dialami oleh bangsa ini,menimbulkan beragam asumsi yang melahirkan orang2 dengan suara lantang atau yang malu2 untuk ikut membicarakannya,ada yang disertai bukti dan data atau bahkan banyak yang hanya mengandalkan perandaian yang dibuat2,dengan bahasa kerennya fiksi alami.
Saya bingung..semakin kesini orang2 dengan mudah membuat buku yang kemudian diterbitkan namun isi tidaklah menjadi sebuah ilmu yang seharusnya pembaca peroleh ketika menyimaknya.
Sering kita temui begitu banyak bahan bacaan atau buku dengan bahasa tingkat tinggi seolah sang penulis ingin menunjukan ke intelektualitasan-nya,namun isinya hanya berputar-putar tanpa alur yang jelas.
Adalagi orang yang menerbitkan sebuah buku yang didalamnya berisi hujatan atau kebobrokan tentang tokoh ataupun lembaga tertentu.akhir tahun 2009 ini,kita dikejutkan oleh pengarang george yunus aditjondro,yang mengungkap tentang aliran dana bailout bank century,dimana dia mensinyalir adanya dana2 yang mengalir ke salah satu tim kampanye SBY-Boediono,yang menimbulkan kontroversi di masyarakat,yang mengundang dan membikin bingung rakyat…
Aduhh …kenapa ya orang2 pinter kok malah kelihatan bodoh? Jika punya bukti dan data yang akurat mengapa harus menerbitkan buku,sehingga masyarakat jadi bingung,kenapa data-data tersebut tidak diserahkan kepada pihak2 yang berwenang yang menangani penyimpangan2 yang terjadi di dalam sebuah Negara dan biarkan hokum yang berbicara,kita rakyat menonton saja sambil gelar tikar dan menikmati secangkir kopi atau the,seperti menonton sebuah epik drama.
Alangkah lebih bermanfaat jika para pengarang buku menciptakan buku2 yang bermutu,yang akan selalu dibaca dari zaman ke zaman..buku2 yang memberikan pencerahan kepada taraf kehidupan pembacanya.buku yang mencerahkan secara spiritual maupun material.bukan buku yang laris semusim.
Setiap hari tontonan televisi berisi tentang polemik,setiap hari yang kita tonton adalah demo yang anarki,mahasiswa dengan rasa nasionalisme menurut cara pandangnya,orang2 yang saling menyalahkan dan bertengkar maka timbulah wadah yang disebut arena debat nasional..aduh..macam apa lagi sih..ada juga yang disebut reality show namun didalamnya berisi kekerasan dan perselingkuhan,seolah setiap klien yang dia tangani pasti klien yang pasangannya selingkuh atau seorang yang mengusir saudaranya bahkan orangtuanya sendiri..seolah semua itu merupakan kejadian2 yang lumrah.
Kenapa kita tidak mencari sebuah solusi untuk kemiskinan yang tak kunjung reda,tangisan bayi yang kekurangan gizi,atau seorang suami yang berpeluh demi menghidupi keluarga,atau patriotisme2 saja yang di jadikan bahan untuk sebuah siaran.
Demokrasi kata mereka,HAM kata nya,demokrasi yang mana..atau HAM yang mana..demokrasi itu hanya untuk orang2 yang tajam dilidah,HAM hanya untuk orang2 yang mempunyai uang saja.