CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

8/03/2006

aku dilahirkan dikala temaram malam merengkuh gubuk tua dikampung yang penuh dengan keheningan malam,aku hidup karena buaian dan belaian kedua orangtua yang selalu menyayangi aku mengasihi aku serta merawat aku.aku disana tumbuh dalam kesederhanaan sebagai bocah kecil yang selalu merengek ketika tukang balon ataupun penjual jajanan itu datang.
keluarga itu adalah dambaan hidupku..tiada pertengkaran kudengar dari mulut kedua orangtuaku,hanya canda dalam kerenyahan angin pagi serta suasana hati yang tenang dihempas tiupan angin sore diantara rona sang surya yang akan menimbun mega diufuk khatulistiwa.
ketika sayup rindu didendangkan oleh ibuku,atau nyanyian ayah tentang hamparan padang yang indah disana dibelantara yang katanya sinar mentari itu panas,tapi ia juga berkata jika sinar itu bisa menghangatkan tubuhku bila basah terkena air hujan atau karena dinginnya malam yang datang.
Ibuku adalah ratu didalam hatiku,sayang dan kasihnya tiada banding seperti malaikat yang lembut membelai setiap helai rambutku,bapakku dialah sang pahlawan dalam rentang kehidupan masa kini sekarang dan yang akan datang..
kini..nyanyian rindu ibuku tiada lagi aku dengar,cerita kerasnya hidup dari bapak cuma bisa terkait diatas pembaringan ketika aku hampir terlelap.ruang-ruang dalam cawan kalbu ini mengering sudah...dahaga akan hadirnya air dirambut yang telah kumal atau keringnya kulit karena terbakar oleh panasnya api disekililingku.
sobat...pada siapa lara ini harus kutebus,pada siapa air mata ini harus diusap,atau pada rembulan yang masih tersenyum sedang ia diatas sana tersenyum mengejek terus.
air sungai yang jernih itu perlahan menampakan keruhnya entah karena apa,meski dalam harapan setiap insan beningnya air itu masih tetap dinanti,bukankah ikan disana bisa dijadikan lauk bagi setiap warga??
kini...hidup dalam serakah,ketidakpastian menyelimuti setiap jengkal sela hati,rongga-rongga jiwa diisi oleh murka dan ambisi yang terpenuhi oleh nafsu hewani.
aku sendiri dalam mengarungi liku hidup ini dihamparan padang pasir yang pernah ayah ceritakan,dengan teriknya mentari yang membakar kulitku serta hantaman batu yang membuat sendi-sendiku linu,nyanyian rindu ibuku cuma bisa aku khayalkan..sebab tiada lagi aku dengar..mungkin ibu masih bernyanyi namun jauh direlung hatinya..
Rinduku akan pagi yang cerah,mentari yang hangat,kicau burung dilubang telinga dan semilir angin yang menyibak rambutku..aku rindu senyumku aku rindu tatapan penuh arti dari Tuhanku..........

0 comments: